Dengan Galaxy S4, Samsung Makin Meninggalkan Google?

Peluncuran Galaxy S4, sumber: flickr.com/samsungtomorrow
Setelah rumor, desas-desus serta leaked image dan video yang sangat banyak, mulai dari akhir tahun 2012 yang lalu, Samsung akhirnya merilis generasi penerus seri Galaxy S mereka, yaitu Galaxy S4. Dalam peluncuran yang diadakan di New York, hampir tidak ada kejutan yang diberikan oleh Samsung. Semua fitur dan perkiraan melalui rumor serta leaked image yang bereda bisa dikatakan benar. 

Dari berbagai sumber yang sudah mempublikasikan, Samsung Galaxy S4 hampir tidak berbeda desainnya dengan Samsung Galaxy S3. Jika dipersandingkan, mungkin kita agak sedikit sulit untuk menentukan mana Galaxy S3 dan mana yang Galaxy S4. Bentuknya sangat identik, kecuali jika kita perhatikan lebih saksama, Galaxy S4 sedikit lebih lebar dan makin tipis dibandingkan Galaxy S3.

Spesifikasi yang disandang oleh Galaxy S4 adalah sebagai berikut.
The 5-inch screen features a 1080p resolution, as expected, is covered with Corning's Gorilla Glass 3, and it's known as a "full HD super AMOLED" screen with 441 pixels per inch. The phone comes with 802.11ac Wi-Fi (which also runs on the standard a/b/g/n bands), Bluetooth 4.0, and Cat 3 100 / 50 Mbps LTE, and also comes with an IR blaster like the HTC One. Key specs include a removable 2,600 mAh battery, 2GB of RAM, and 16, 32, or 64 GB of storage. Also of note is the new processor — either a Samsung Exynos 5 or Qualcomm Snapdragon S4 Pro processor, depending on the region.
Bisa dikatakan spesifikasinya sangat bagus. Spesifikasi tersebut ditopang oleh kamera berkekuatan 13 megapiksel dengan berbagai fitur software yang menjanjikan kemudahan dalam penggunaan, seperti Smart Scrolling dan Simultaneous Photo Shoots. Samsung Galaxy S4 dijanjikan mulai tersedia di pasar bulan April.

Tentu saja spesikasi Galaxy S4 tersebut diharapkan dapat melanjutkan kisah sukses Galaxy S3 yang sejauh ini terjual 40 juta unit di seluruh dunia. Kesuksesan Galaxy S3 dan beberapa varian lain smartphone Samsung mampu  mengerek nama Samsung hingga bersaing head to head dengan Apple Inc. Tidak hanya itu, Samsung menjadi satu-satunya vendor Android yang bisa bersaing dengan Apple Inc. guna memperebutkan keuntungan di pasar smartphone. Kombinasi kedua vendor ini bisa mencapai lebih dari 90% penguasaan pasar smartphone dunia.

Satu hal yang patut kita perhatikan bahwa makin hari eksistensi nama Galaxy makin meninggalkan nama Android yang merupakan otak smartphone Samsung yang sukses di pasar. Dalam peluncuran di New York kemarin, sengaja atau tidak, Samsung menafikan kehadiran Android dan Google. Dalam catatan Search Engine Land, nama Android hanya disebut sekali saja, sedangkan Google sama sekali tidak disebut. Pertanyaannya, apakah Samsung tidak mengakui eksistensi kedua nama tersebut yang mana sangat penting bagi handset mereka?

Bila kita perhatikan, Samsung sebenarnya sudah bersiap untuk meninggalkan nama Android dan Google dari beberapa waktu yang lalu. Silahkan tengok smartphone Samsung, mereka punya pasar aplikasi sendiri, juga memiliki aplikasi perintah suara dan berbagai aplikasi lain yang sebenarnya bisa mereka andalkan dari Google. Kecuali Maps dan mesin pencari (di mana Google memang superior) Samsung hampir bisa mengganti semua aplikasi Google dengan aplikasi mereka sendiri. Kini pun orang lebih mengenal nama Galaxy dibandingkan dengan Android. Ini artinya Samsung dengan kepopuleran mereka memaksa Android berada di bawah mereka.

Jika demikian, tidak disebutnya nama Google sewaktu peluncuran Galaxy S4 cukup masuk akal. Samsung tidak mau dipercampurkan dengan Google. Samsung adalah Samsung dengan seri Galaxy, Google ada di pihak lain yang tidak perlu disebut karena sebagian saja dari produk Samsung. Jika Samsung berhasrat mereka mungkin bisa mengikuti jejak Amazon yang mempreteli Android dan bekerja sama dengan Microsoft agar mesin pencari Bing bisa menggantikan Google.

Saya rasa hal ini masuk akal. Saat ini vendor Android yang paling populer adalah Samsung. HTC, LG, Motorola, dan Sony punya masalah mereka sendiri-sendiri serta kekuatan mereka belum sebesar Samsung. Dengan kondisi sekarang Google harus khawatir kalau-kalau Samsung membelot dengan tetap menggunakan Android, tetapi tidak mengikutkan layanan Google. Caranya bisa saja secara resmi menghadirkan aplikasi-aplikasi mereka sendiri sehingga mengurangi ketergantungan mereka terhadap Google. 

Kekhawatiran Google cukup beralasan dan menjadi dilema tersendiri bagi mereka. Selagi vendor Android lain belum cukup mampu hadir di pasar sesering yang dilakukan Samsung, Google sangat bergantung kepada Samsung. Bisa jadi, rumor tentang X Phone hasil kerja sama Motorola dan Google ditujukan agar pasar tidak terlalu tersita oleh Samsung. Dalam hal ini Google perlu secepatnya menghadang Samsung dengan menghadirkan produk baru serta mensupport lebih banyak vendor guna menghasilkan Android yang bisa sebaik Samsung.

Google tentu juga bergantung kepada Samsung. Kesuksesan Android sejauh ini berkat peran Samsung yang sangat fokus menghasilkan handset Android, terutama melalui seri Galaxy S. Dengan tidak disebutnya Google dalam peluncuran Galaxy S4, Google perlu bertanya dan was-was karena Samsung semakin populer. Pengguna akan makin terpaut dengan Samsung, sedangkan nama Android dan Google tidak lagi disebut.